The Groundhouse Stories - Part 1
Kidnapping
Pukul 03.30
Fay
melangkah memasuki apartemennya, ia baru kembali setelah menjalani
rutinitasnya. Tidak ada yang spesial hari ini, hanya kursus lalu pulang. Fay
memeriksa jadwal kegiatannya untuk minggu ini, tidak ada jadwal ke kantor untuk tiga hari ke depan. Fay menyeringai
puas melihatnya, bagaimana tidak ia sudah cukup tersiksa melewati beberapa
minggu belakangan di mana ia harus mengikuti kegiatan kantor yang tidak hanya menguras fisik
tapi juga batinnya. Bobby Tjan--mentornya--melatihnya dengan sangat keras,
tanpa memberi sedikit pun celah untuknya melakukan kesalahan. Fay melemparkan
diri ke ranjang, cukup memikirkan tentang kantor. Sekarang saatnya beristirahat
dan menyusun kegiatan untuk liburnya yang singkat.
Fay
baru saja akan terlelap saat ketukan pintu menarik kesadarannya, awalnya ia
ingin mengabaikannya tetapi ketukan itu malah semakin keras. Siapa sih? Ganggu aja! pikirnya kesal. Fay pun
bangkit, tanpa mengintip siapa tamunya ia langsung membuka pintu dan mendapati
Sam tengah berdiri di depan apartemennya. Sam mengenakan pakaian serba hitam
seperti akan bertugas, Fay menatapnya heran ia yakin pamannya tidak mengatakan
apapun akan kedatangan sepupunya. Sekilas ia melihat sekeliling lorong
apartemennya. Kosong. Ia kembali menatap Sam, kali ini ekspresi malas yang ia
tunjukkan seakan berkata 'jangan ganggu aku'.
“What are you doing here?” tanya Fay, tapi Sam hanya
menatapnya datar tanpa ada niat untuk menjawabnya. Detik berikutnya, Sam
menunduk dan memeluk kaki Fay lalu mengangkatnya dengar satu tangan, tangan satunya
ia gunakan untuk menutup pintu. Selanjutnya, Sam menggendong Fay keluar dari
gedung apartemennya. Fay terpekik sebentar sebelum berbagai makian keluar dari
mulutnya meminta Sam untuk menurunkannya sebagai tambahan ia juga memukul-mukul
punggung Sam, namun hal itu sama sekali tidak memengaruhi Sam. Sam membawanya
menuju sebuah mobil yang terparkir di dekat gedung apartemennya, ia mengenali
mobil itu sebagai mobil Sam! Ya Tuhan, ide gila apa yang sedang berjalan di
otak sepupunya saat ini?
Sam
memasukkannya ke mobil itu, di dalam sudah ada Larry dan Lou. Lou duduk di bangku depan di
samping Larry yang duduk di belakang kemudi. Sam ikut masuk setelah berhasil
mendudukkan Fay di jok belakang, mobil pun melaju menjauhi gedung itu.
“Kalian
apa-apaan sih?!” bentak Fay kesal, Larry menatapnya dari kaca dalam lalu berkata,
“Hello dear cousin, how is your day?” Tak
lupa ia menambahkan senyum sinisnya.
“Tidak
baik,” jawab
Fay singkat.
“Mau kemana
kita?” lanjutnya.
“Tenang
saja Fay, kami sudah menyiapkan kejutan untukmu,” jawab Lou tenang.
“Aku
tidak suka kejutan!” balas Fay ketus
"You will, Fay. Percayalah kejutan kita lebih menyenangkan daripada menghabiskan sisa
malam dengan tidur sendirian di apartemenmu itu," ucap Sam yakin.
"Tidak
akan. Pulangkan aku sekarang!" pinta Fay kesal, namun ketiga pria itu memilih untuk mengabaikannya. Lou
malah menyetel musik dengan player
yang ada di mobil lalu mereka bertiga pun sibuk bernyanyi tanpa mengacuhkan Fay.
Sepanjang
perjalanan Fay hanya merengut, beberapa kali Sam menggodanya yang hanya dibalas
tatapan tajam olehnya. Alis Fay terangkat ketika mobil yang ditumpanginya berbelok
ke arah bandara Le Bourget, ia ingat
pernah ke sini saat menjalani pelatihan tugas pertamanya. Larry mengarahkan mobil
memasuki area parkir pesawat, dan berhenti tepat di samping pesawat putih
berukuran kecil yang pernah membawanya ke Nice dulu. Larry menyerahkan kunci mobil
kepada petugas yang berada di sana, setelahnya Larry mendekati dan merangkulnya
lalu berjalan dibelakang Sam dan Lou.
Fay
masih saja ternganga begitu memasuki pesawat, meskipun ini bukan kali pertama
baginya namun tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Tidak ada
yang berubah dari interior pesawat ini, tetap mewah dan nyaman.Larry yang
melihat ekspresi norak Fay tersenyum geli,
“You look so stupid, dear
cousin” komentarnya sambil menepuk puncak kepala.
Fay
merasakan wajahnya memanas, ia pun langsung mengatupkan mulutnya dan kembali
merengut. Ia menduduki posisi bangku sebelah kiri yang menghadap ke depan,
berhadapan dengan Sam duduk di depannya, sedangkan Larry dan Lou duduk
disebelah kanan dengan bangku yang saling bersisian. Tak lama, pesawat lepas
landas.
Dalam
hati Fay menduga-duga apakah perjalanannya ada hubungannya dengan perintah
pamannya, mengingat para sepupunya mampu megakses jet pribadi pamannya. Namun pikiran
itu langsung luruh saat melihat Sam menampakkan cengiran kudanilnya. Semua
anggota keluarganya selalu berwajah serius apabila berhubungan dengan tugas
kantor, tidak mungkin Sam mampu mengeluarkan cengirannya bila ini berhubungan
dengan kantor. Terusik oleh rasa penasarannya, ia pun menepuk tangan Sam.
“Sam,
sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Fay yang ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Sam.
“Saaam,
jawab yang benar!” jerit Fay sambil menggoncang-goncangkan tubuh Sam, melalui ekor
matanya Fay melihat Larry dan Lou
menoleh ke arahnya sebentar, tersenyum tipis lalu kembali menghadap depan. Dasar manusia tidak jelas, maki
Fay dalam hati.
Dengan
gerakan tiba-tiba Sam mengulurkan kedua tangannya untuk melepaskan tangan Fay
yang berada di bahunya. Fay tersentak saat
kemudian Sam menyatukan tangannya dengan satu tangan, lalu mengeluarkan
sebuah lakban hitam dari ransel yang dibawanya. Sam melilitkan lakban tersebut
pada kedua tangannya, membuatnya terikat menjadi satu. Sam juga membekap
mulutnya dengan lakban yang sama.
“Duduk
yang manis, Mademoiselle. Sebentar lagi kita akan sampai,” ujar Sam sambil mengacak-acak
rambut Fay.
#ApaKataSangPenulis :
Heihooo dear
cousin, ini FF pertamaku semoga aja gak begitu ancur yaaa^^ makasih udah
baca :3
7 Comments
Lanjutin donk
ReplyDeleteYuk, kita gerebek penulisnya biar cepet dilanjutin. :D
Deleteayoo kak lanjuttt
ReplyDeleteCoba gerebek penulisnya deh. Biar cepet dilanjut. Hahaha.
DeleteNice thor,
ReplyDeleteSumpah lucu banget loh.
Next partnya jangan lama2 ya thor...
Gerebek author-nya gih, biar cepet dilanjutin. Kalau disuruh lanjutin ngeles mulu dia. Hahaha.
DeleteErrr.. Otw ngetik
ReplyDeleteHello, McG-lovers... What do you think?